Keta merupakan salah satu desa administratif yang
terletak diujung timur pulau seram kabupaten Seram Bagian Timur, tepatnya
dikecamatan Lian Fitu. Desa Keta yang dihuni kurang lebih 95 KK ini sebelumnya
dipandang sebelah mata oleh desa-desa yang dikabupaten yang berjuluk Ita Wotu
Nusa itu. pandangan miris itu dilekatkan pada desa Keta dengan alasan tingkat
pendidikan masyarakatnya yang rendah serta bantuan pembangunan dari pemerintah
provinsi yang tidak pernah dirasakan oleh masyarakatnya itu, ditambah lagi
dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bersal dari desa keta itupun hampir
tidak ada sama sekali.
Desa keta hanya bangga dengan Nurmala Rumeon,
S.Pdi yang menjadi satu-satunya PNS didesa itu, dan empat orang sarjanah
lainnya. jadi bisa dikatan kalau jumlah sarjanah didesa Keta halnya lima orang
atau bisa dihitung dengan sebelah jari tangan.
kondisi pendidikan maupun pembangunan yang miris
ini tidak lantas membuat masyarakat Keta patah arang, namun kondisi itu justru
menjadi kekuatan besar bagi masyarakat Keta agar menyekolahkan anak-anaknya
sampai pada titik akhir yaitu memperoleh gelar sarjanah. hal ini dibuktikan
dengan adanya sebelas anak-anak muda keta yang sekarang terdaftar sebagai
mahasiswa diberbagai kampus yang ada di Ambon Provinsi Maluku, .walau hanya di
Ambon tetapi anak-anak muda keta bersyukur karena dapat mencicipi pendidikan
ditingkat perguruan tinggi.
Desa Keta yang minim pendidikan ini memotivasi
anak-anak muda keta untuk mendidrikan taman baca didesanya. bermula dari
kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh para mahasiswa asal keta disetiap
bulan ramadhan sampai pada lebaran itu membuat salah satu mahasiswa asala keta
yakni Ali Akbar Rumeon berinisiatif mendirikan taman baca di Desa Keta agar
anak-anak sekolah mulai dari SMP sam pai SMA dapat belajar membaca setelah
pulang sekolah bahkan sampai selesai sholat magrib.
menurut Ali menjadikan taman baca ini agar
mengurangi jam bermain anak-anak sekolah serta membatasi jam menonton TV oleh
anak-anak-anak, karena mereka keasikan membaca sehingga lupa bermain dan
menonton TV. akhirnya pada awal tahun 2016 tepatnya tanggal 16 bulan januari
lalu berdirilah sebuah taman baca di Desa Keta yang diprakarsai oleh Ali Akbar
Rumeon.
Taman baca yang awalnya hanya mengandalkan
buku-buku bekas dari berbagai penyumbang itu, kini bisa tersenyum bahagia
karena telah mendapat perhatian serta bantuan dari sebuah lembaga kemanusiaan
yang fokus dalam melindungi dan menjaga martabat hidup manusia yaitu
"Humanity Fist".

Humanity First Indonesia kini bekerja sama dengan
PPIA, RNIT dalam Project O untuk membuat sebuah kreatifitas dan innofasi, guna
memberikan fasilitas serta akses pendidikan kepada penerima manfaat atau mereka
yang membutuhkan.
Ali Akbar Rumeon sempat merasa tidak yakin kalau
usahanya bersama teman-temannya itu mendapat pperhatian dari lembaga
Internasional. kaena menurutnya, jangankan lembaga internasional, pemerintah
provinsi serta pemerintah kabupaten dimana Desa Keta itu bernaung tidak pernah
diberikan bantuan. baginya itu sesuatu yang mustahil namun keyakinannya itu
berubah kala koordinator Humanity Fist untuk wilayah Maluku Ridwan Ibnu Lukman
mengunjungi taman baca Keta di Desa Keta pada bulan April lalu. beliau
berkunjung di Desa Keta dengan program Maluku Membaca.
Dibulan Mei ini tepatnya tanggal 20/06/2016
Ridwan Ibnu Lukman berkunjung lagi di Desa Keta. Kali ini bersama rombongan
pengurus Humanity First Indonesia di Jakarta. Kunjungan pengurus Humanity First
ditaman baca Keta ini guna memberikan sejumlah bantuan seperti buku, white
board, meja belajar serta game. Kedatangan pengurus Humanity First di sambut
baik oleh anak—anak serta masyarakat desa Keta kedatangan para rombongan Humunity First itu selama tiga hari didesa keta dan diisi dengan pembelajaran,
permainan, serta motifasi-motifasi yang luar biasa kepada anak-anak yang ada
ditaman baca Keta seperti kata Ahmad Masihudin selaku ketua Umum Humanity First Indonesia yang juga datang melihat taman baca keta itu bahwa mendirikan
taman baca itu mudah namun mempertahankan serta merawatnya itu susah, namun
saya yakin bahwa taman baca keta ini akan berhasil dan dirawat dengan baik
karena taman baca Keta didirikan atas dasar semangat yang tinggi serta
kepedulian anak-anak Keta terhadap pendidikan. Ketua Humanity First itu
menambahkan kalau keta merupakan satu-satunya desa yang ada di kabupaten Seram Bagian Timur yang memiliki taman baca, maka dari itu dengan kesadaran yang
tinggi seperti inilah saya yakin kalau taman baca Keta berhasil nantinya maka
akan menjadi inspirasi buat desa-desa yang lain di kabupaten seram bagian timur
ini, ungkapnya. (By. Bakri Wattimena)